Katalogisasi
(Pengatalogan)
Pengertian Katalog dan Katalogisasi
Katalog atau katalogus (dikutip dari judul buku pedoman
katalogisasi :cara mudah membuat katalog perpustakaan, Drs. Yaya Suhendar) dalam pengertian umum adalah daftar nama-nama, tempat dan
barang-barang. Katalog dalam pengertian
khusus yakni yang dikenal dalam dunia perpustakaan, adalah daftar bahan pustaka / koleksi yang dimiliki oleh satu atau beberapa
perpustakaan yang disusun menurut system
tertentu. Bahan pustaka meliputi buku, terbitan berkala, slide, piringan hitam,
pita kaset, microfilm, CD ROM dll.
Katalog juga merupakan
sarana temu kembali informasi yang secara tradisional informasi didalamnya
dapat didekati lewat tiga titik temu yaitu :
a.
Pengarang
b.
Judul
c.
Subyek
Katalogisasi adalah
proses pembuatan katalog. Secara luas kegiatan tersebut dapat dibagi kepada dua
(2) macam yaitu katalogisasi deskriptif dan katalogisasi subyek.
Katalogisasi deskriptif adalah kegiatan merekam dan mengidentifikasi data
bibliografi, yakni data mengenai pengarang, judul, tempat terbit, penerbit,
tahun terbit, edisi dan data buku
lainnya yang diperlukan. Katalogisasi subyek ialah proses menentukan tajuk
subyek dan nomor klasifikasi. Dalam hal terkahir ini prosesnya disebut juga
klasifikasi.
Agar bahan pustaka
dapat didayagunakan secara efektif dan efisien, perlu adanya pengolahan bahan pustaka ( proses kartalogisasi
tersebut). Lebih-lebih dengan berkembangnya teknik produksi buku yang
mengakibatkan koleksi buku berkembang menjadi besar, maka seamakin terasa
perlunya katalog. Tanpa diadakan katalogisasi, mencari buku-buku yang
diperlukan akan sulit. Oleh karena itu
pustakawan mencari sarana atau alat yang dapat memberikan gambaran tentang suatu buku / bahan pustaka dalam bentuk catatan serta mengatur buku-buku
di rak untuk memudahkan menemukan kembali jika diperlukan. Alat itulah yang
kemudian disebut katalog atau katalogus.
Untuk memudahkan proses
pertukaran informasi antar perpustakaan atau pusat-pusat informasi lainnya,
perlu adanya keseragaman dalam katalogisasi. Maka kemudian pada tahun 1967
diterbitkanlah suatu peraturan / pedoman katalogisasi internasional, yaitu Anglo
American Cataloging Rules (AACR2). Dan dalam konteks Indonesia, disusun
pula Peraturan Katalogisasi Indonesia, yang diterbitkan oleh
Perpustakaan Nasional.
Menurut Gates (1989:62) katalog perpustakaan adalah suau daftar yang sistematis dari
buku dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan informasi deskriptif
mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri
khas bahan dan tempatnya.
Tujuan dan Fungsi Dari Katalog
- Tujuan Katalog
- Katalog perpustakaan dapat digunakan oleh pengguna untuk menemukan bahan pustaka berdasarkan pengarang, judul, maupun subyek
- Katalog dapat menunjukkan suatu dokumen apa saja yang dimiliki oleh suatu badan perpustakaan.
- Katalog dapat membantu pada pemilihan sebuah buku berdasarkan edisinya.
2.
Fungsi Katalog
Ada beberapa fungsi
katalog antara lain sebagai berikut :
a.
Sebagai wakil ringkas dari dokumen / bahan
pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan.
b.
Sebagai sarana untuk menemukan kembali
buku yang terdapat dalam koleksi perpustakaan.
c.
Memberikan informasi tentang ada tidaknya
suatu buku dalam koleksi perpustakaan
d.
Membedakan suatu karya dari karya lainnya
yang mempunyai ciri yang sama.
e.
Memudahkan pemakai jasa perpustakaan
menemukan informasi yang diinginkan baik
dengan pendekatan pengarang, judul atau
subjectnya.
Bentuk-bentuk Katalog
Ada beberapa bentuk
fisik dari suatu katalog, diantaranya yaitu (dikutip dari judul buku pedoman katalogisasi :cara
mudah membuat katalog perpustakaan, Drs. Yaya Suhendar)
:
1. Katalog berbentuk kartu
Katalog ini berukuran 7 X 12 cm. Bentuk inilah yang paling banyak
digunakan perpustakaan. Katalog-katalog
yang berbentuk kartu yang telah tersusun
secara sistematis dalam laci-laci
katalog dapat menerima entri-entri baru tanpa merubah susunan yang ada.
2. Katalog berbentuk lembaran-lembaran lepas, kemudian dibendel
(dijilid) menjadi satu atau beberapa berkas setelah disusun menurut system
tertentu, contoh : Katalog Perpustakaan Muslim Nasional.
3. Katalog berbentuk tercetak.
Setelah uraian-uraian katalog disusun menurut system tertentu,
kemudian dicetak menjadi semacam
bibliografi sebanyak yang diperlukan. Kelebihan bentuk ini ialah
katalog dapat diperbanyak dan dibawa kemana-mana. Tetapi kelemahannya
tidak dapat menerima entri-entri baru. Ini berarti entri baru harus disusun dan
dicetak sebagai suplemen.
4. Katalog Elektronik
Bentuk katalog ini muncul berkat kemajuan di bidang teknologi
informasi seperti komputer. Dalam hal ini katalog berada dalam suatu basis data
di komputer, sehingga tidak perlu lagi diadakan penyusunan dengan sistematika
tertentu seperti bentuk lainnya. Kelebihan katalog bentuk ini adalah lebih
cepat dan mudah diakses, menghemat tenaga dan biaya dalam pembuatannya, dan
entri-entri baru dapat dimasukkan setiap saat. Kelemahannya ialah jika listrik
padam, maka tidak bisa dipergunakan.
Selanjutnya, dari katalog komputer ini kemudian bisa diformat dalam
bentuk CD-ROM. Kelebihannya ia bisa dibawa kemana-mana, tetapi untuk
mengaksesnya tetap saja diperlukan perangkat komputer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar